ILMU UKUR TANAH
Pendahuluan
Definisi, Arti pentingnya pengkuran tanah, Pengukuran geodetik dan pengukuran
bidang data, Sejarah pegukuran tanah, Jenis peta dan kegunaannya Sistem
informasi
1.1. Definisi Ilmu Ukur Tanah (Surveying)
Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari
sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuranpengukuran
guna mendapatkan peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titiktitik
detail alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun
posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.
Agar titik-titik di permukaan bumi yang tidak teratur bentuknya dapat di
pindahkan ke atas bidang datar maka di perlukan bidang perantara antara lain :
bidang Ellipsoid, bidang bultan dan bidang datar (untuk luas wilayah 55 km).
Dalam pengertian yang lebih umum pengukuruan tanah dapat dianggap sebagai
disiplin yang meliputi semua metoda untuk menghimpun dan melalukan proses
informasi dan data tentang bumi dan lingkungan fisis. Dengan perkembangan
teknologi saat ini metoda terestris konvensional telah dilengkapi dengan metoda
pemetaan udara dan satelit yang berkembang melalui program-program
pertanahan dan ruang angkasa.
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL I-2
Secara umum tugas surveyor adalah sebagai berikut.
a. Analisa penelitian dan pengambilan keputusan. Pemilihan metoda pengkuran
, peralatan, pengikatan titik-titik sudut dsb.
b. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengkuran
dan pencatatan data di lapangan.
c. Menghitung atau pemrosesan data, yakni hitungan berdasrkan data yang
dicatat untuk menentukan letak, luas dan volume.
d. Pemetaan atau penyajian data. Menggambarkan hasil ukuran dan
perhitungan untuk menghasilkan peta, gambar rencana tanah dan peta laut,
menggambarkan dat dalam bentuk numeris atau hasil komputer.
e. Pemancangan. Pemancangan tugu dan patok ukur untuk menentukan batasbatas
pedoman dalam pekerjaan konstruksi.
1.1.1. Arti Pentingnya Pengkuran Tanah
Pengkuran tanah sangat diperlukan dalam kehidupan modern, terutama oleh
karena hasil-haslnya diakai untuk : (i)memetakan bumi (daratan dan perairan),
(ii) menyiapakna peta navigasi perhubungan darat, laut dan udara; (iii)
memetakan batas-batas pemilikan tanah baik perorangan maupun perusahaan
dan tanah negara , (iv) memrupkan bank data yang meliputi informasi tata guna
lahan dan sumber daya alam untuk pengelolaan lingkungan hidup, (v)
menentukan fakta tentang ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnit bumi
serta (vi) mempersiapkan peta bulan , planet dan benda angkasa lainnya.
Dibidang teknik sipil para insinyur sangat memerlukan data yang akurat untuk
pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi, lapangan udara, pehubungan
cepat, sistem penyediaan air bersih pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa,
penambngan, terowongan. Semua itu diperlukan pengukuran tanah yang
hasilnya beruapa peta untuk perencanaan.
Agar hasilnya dapat dipertanggung jaabkan maka pengkuran hasrus dilakukan
secara benar, tepat dan akurat. Hal ini perlu sekalai diketahui baik oleh surveyor
maupun para insinyur.’
1.1.2. Sejarah Pengkuran Tanah
a. Zaman Mesir Kuno ( 140 SM) : Sesostris melakukan pekerjaan pemetaan
tanah untuk keperluan perpajakan atau yang saat ini dikenal dengan
kadaster.
b. Zaman Yunani Kuno . Sejarah mencatat bahwa Erastotenes (220 SM adalah
orang pertama yang mecoba menghitung dimensi bumi. Dia menghitung
sudut meredian Syene dan Alexandria di Mesir dengan mengkur bayangbayang
matahari . Diperleh keliling bumi 25000 mil (13,5) mil lebih panjnag
dari pengkuran modern . Pada (120 SM) Berkembang ilmu geometri metoda
pengkuran sebidang lapangan (Dioptra)
c. Perkembngan peting yakni pada jaman Romawi dimana pemikiran praktis
untuk memciptakan peralatan yang teliti dimulai dengan bantuan teknologi
sederhana. Kemampuan Romawi ditujukkan dengan hasil rekayasa di bidang
konstruksi di seluruh kekaisaran misalnya. Peralatan yang berembang
misalnya gromma, libella (sipat datar), dan crobates merupakan nivo untuk
medatarkan sudut.
d. Peradaban Yuniani dan Romawai selama berabad abad dilestarikan oleh
orang Arab dalam bidang geometri praktis. Baru pada abad ke 13 dan 14
Ilmu Ukur Tanah maju pesat banyak penulis diantaranya Von Piso menulis
Praktica Geometria (Ilmu Ukura Tanah) dan Liber Quadratorum ( pembagian
kudran) dsb.
e. Abad 18 dan 19 seni pengkuan tanah maju lebih pesat oleh karena
kebutuhan peta-peta semakin dirasakan terutama Inggris dan Perancis
mengembangkan pengkuran geodesi dengan triangulasi teliti. The US Coast
and Geodetic Survey , Amerika Serikat melaksanakan pengkuran hidrografi
dan menetapkan titik-titik ontrol nasional
f. Seteleh perang dunia I dan ke II pengkuran tanah berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi modern baiak dalam pengmupulan data
maupun penglohannnya. Peralatan konvesional degantikan dengan peralatan
automatis dan elektronik begitu juga dalam pengolhana dan peyajiannya
telah berkembang metoda komputerisasi.
1.2. Pengkuran Tanah Datar (Plane Surveying)
Pengkuran geodetis dilakukan dengan memperhatikan kelengkungan bumi dan
dvelksi vertikal dengan refernsi bumi sebagi speroid dan koordinat dihitung
dalam 3 dimensi. Metoda teristris pengkuran geodtis telah digantikan dengan
Dopler dan saat ini telah berkembang GPS (Global Positioning System) dengan
ketelitian dan resolusi yang tinggi.
Ilmu ukur tanah embatasi pengkuran dalam bidang datar pada luasan dan jerak
tertentu. Pengkuran-pengkuran khsusus meliputi antara lain :
a. Pengkuran ititk kontrol, memetapkan jaringan kontrol horizontal dan
vertical sebagai acuan.
b. Pengkuran totpografik, mementukan lokasi alam dan budaya manusia
serta elevasi yang dipakai dalam pembauatan peta.
Pengkuran kadastral : pengkuran tertutup untuk mementapkan batas
pemilikan tanah.
Pengkuran hidrografik, menentukan garis pantai dan kedalaman laut,
danau sungai dan bendadungan.
Pengkuran jalur lintas dilaksanakan untuk merencanakan, merancang
dan membanguan jalan raya, jalan baj, jalur pipa dan proyek jaringan
tersier, skuneder dan primer.
Pengkuran kosnuksi dilaksanakan smentara konstruksi berjalan,
mengendalikan evaluasi, kedudukan horizontal dan konfigurasi.
Pengkuran rancang bangun (as built surveys) menentukan lokasi dan
perencanagan pekerkjaan erkayasa yang tepat, memberikan pembuktian
dan pencatatan poisi termasuk perubahan deisain dsb.
Pengkuran tambang yakni untuk pedoman penggalian terowongan dan
overburden
1.2.1. Jenis Peta dan Kegunaannya
Peta adalah gambaran dari detail yang ada di permukaan bumi yang
dipresentasikan di atas bidang datar. Jenis peta dapat di golongkan atas dasar
skala dan maksud penggunaannya.
Menurut skalanya peta dapat di bedakan antara lain :
a. Peta Teknis dengan skala kurang dari 1: 10.000
b. Peta Topografi dengan skala antara 1: 10.000 s.d. 1: 250.000
c. Peta Geografi dengan skala lebih dari 1: 250.000
Peta teknis maupun peta topografi sangat penting artinya bagi keperluan
perencanaan (rekayasa) terutama di bidang teknik siil dan Planologi maupun
Arsitektur.
Menurut Temanya peta dapat di bedakan menjadi :
a. Peta Geologi
b. Peta Satuan Lahan
c. Peta Iklim
d. Peta Hidrografi
e. Peta Pelayaran (Nautical Chart)
f. Peta Kependudukan
g. Peta Tata Guna Hutan
h. Peta Jaringan jalan
i. Peta cadangan barang tambang dan Bahan Galian
j. Peta Kadaster
k. Peta Administrasi Pemerintah
l. dll
Penggunaan peta-peta tersebut di atas sangat berkaitan dengan bidang-bidang
tertentu, baik sebagai alat orientasi maupun analisis. Oleh karena itu peranan peta
sangat menentukan produk akhir bagi pekerjaan perencanaan maupun analisis suatu
masalah.
1.2.2. Proses Pemetaan
Proses pemetaan pada umumnya terdiri atas tahapan sebagai berikut.
a. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dapat di lakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengumpulan secara langsung yakni di lakukan dengan cara
observasi atau pengukuran langsung di lapang guna mendapatkan detail
alam maupun buatan.
b. Pengolahan Data.
Pengolahan data terdiri dari prosese perhitungan dan analisis data lapang
baik secara manual maupun komputerisasi. Sampai saat ini cara manual
masih banyak di pakai, terutama untuk perhitungan yang sederhana dan
tidak komplek. Dewasa ini pemakaian komputer sudah merupakan bagian
integral dalam pengolahan data, terutama untuk perhitungan dan analisis
yang komplek, cara manual sudah semakin di tinggalkan. Kelebihan lain dari
komputer adalah adanya Bank data (Data Base) yang mudah di panggil
maupun untuk keperluan up date (pembaharuan) jika suatu saat terdapat
refisi.
c. Presentasi.
Data yang telah di kumpulkan di olah dan di analisis secara sistematik pada
tahap selanjutnya adalah presentasi dalam bentuk peta-peta yang dia maksud.
Penggambaran seperti halnya pengolahan data dapat secara manual maupun
otomatis. Penggambaran secara manual selain memerlukan waktu yang lama
juga tidak mudah melakukan refisi. Penggunaan plotter ataupun automatic
drafting equitment kemampuan resolousinya sudah sangat tinggi, sehingga tidak
kalah hasilnya di bandingkan dengan cara-cara manual. Selain liebih cepat juga
kemampuannya untuk teknik overlay,menjadikan peta dapat berfungsi sebagai
alat analisis yang memadai
1.3.Sistem informasi
Sistem informasi adalah
aplikasi komputer untuk
mendukung operasi dari suatu
organisasi: operasi, instalasi,
dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi
Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal
manajemen. Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk
menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna
mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System
disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang
memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih
sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.
Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan
perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara
cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau
SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands)yang
membutuhkan perlindungan dari polusi.
1.3.1. Definisi lainnya
Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur
dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan
pengambilan keputusan
Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling
melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara
maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang
mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang
bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalamsistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan
keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi.
Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing
berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup
input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang
telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user)
1.3.2. Sejarah pengembangan
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-
Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya
sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan
dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip
grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis
diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan
atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras
komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan
menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di
Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian
GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah
data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land
Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah,
pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala
1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan
analisis.CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc
yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada
berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga
aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti
Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain
seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung
pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya,
dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur
database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu
lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir
abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar
pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI
mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program
Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan
ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
1.3.3. Basis data
Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah
kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik
sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan
untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem
manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis
data dipelajari dalam ilmu informasi.
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya
semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini
mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data
sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar,
kwitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan
dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis
fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema
menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara
obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan
struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model
yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah
layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling
berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang
sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan
antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang
lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih
eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan,
dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis
data (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas banyak.administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti
tersebut.
Semoga Bermanfaat Untuk saudara-saudara Semua...!!!
Rabu, 02 November 2011
Asal Mula tanah, Klasifikasi tanah dan Pelapukannya serta Siklus geologi (Tugas Geologi Rekayasa teknik Sipil UPP)
BAB 1
ASAL MULA TANAH
Tanah dan lahan diartikan secara khusus sebagai daratan di permukaan bumi tempat segala bentuk kehidupan berada. Tanah dan lahan adalah bagian terpenting dari ekosistem, karena ia berfungsi sebagai wadah dari segala makhluk hidup yang ada dan berinteraksi satu sama lain diatasnya. Kerusakan dan pencemaran yang terjadi di atasnya akan berpengaruh langsung pada kehidupan kita semua.Mengapa ? Karena tanah dan lahan serta kehidupan di atasnya yang membentuk ekosistem memiliki fungsi-fungsi penting, seperti : pengendalian banjir, penjernihan air, pengendalian pencemaran, pembibitan tanaman, dan lain sebagainya. Bayangkan bila semua fungsi-fungsi ini menurun akibat adanya gangguan. Bisa-bisa kita akan terus menerus dilanda banjir, tidak bisa lagi minum air sumur yang bersih, dan tidak ada tumbuhan yang bisa hidup lagi diatasnya!
Asal Usul Terjadinya tanah
Tanah terjadi dari hasil pelapukan batuan. Oleh karena itu, tanah juga merupakan bagian dari kerak bumi. Batuan lapuk karena berbagai sebab, diantaranya karena perubahan suhu yang naik turun secara berulang. Selain itu, tanah juga terjadi dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan tanah paling atas disebut humus atau bunga tanah. Bagian tersebut merupakan hasil pelapukan dari sisa-sisa makhluk hidup, mungkin lapukan dari daun-daunan, sampah, atau bangkai hewan. Lapisan humus bersifat gembur dan subur. Lapisan tanah di bawahnya berwarna lebih terang dan butirannya lebih berat dan keras.
Jenis-jenis tanah
Dalam ilmu pengetahuan alam, terdapat berbagai jenis tanah diantaranya adalah tanah pasir, tanah kapur, tanah vulkanik dan tanah liat. Setiap jenisnya mempunyai sifat dan kegunaan yang berbeda. Tanah pasir biasanya tidak subur, karena sulit menyimpan air. Tanah pasir berasal dari pelapukan batuan yang telah ada sebelumnya. Tanah pasir biasanya dapat kita temukan di sekitar sungai dan pantai.
Sama seperti tanah pasir, tanah kapur juga termasuk tanah yang tidak subur. Sebagian besar tanah ini mengandung kapur, karenanya tanah kapur sering digunakan untuk industri semen dan industri kapur tulis. Tanah vulkanik berasal dari letusan gunung berapi. Tanah ini banyak ditemukan di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi yang pernah meletus. Tanah vulkanik berwarna keabu-abuan, butirannya halus dan ringan. Tidak seperti tanah pasir dan tanah kapur, tanah vulkanik bersifat sangat subur.Jenis tanah terakhir adalah tanah liat. Tanah jenis ini dapat ditemukan pada kedalaman setengah sampai satu meter di dalam tanah. Tanah ini banyak ditemukan di daerah pegunungan dan juga di tebing-tebing sungai. Warna tanah liat hitam kemerahan dan bersifat liat. Tanah liat tidak bersifat subur walaupun kadar airnya cukup. Jika kering, tanah liat menjadi sangat keras dan padat. Banyak orang memanfaatkan tanah liat untuk membuat barang kerajinan seperti guci dan juga patung. Selain itu tanah liat sering digunakan untuk membuat genting dan batu bata.

Cara menyuburkan tanah
Karena terus-menerus ditanami, dipanen, kemudian ditanami lagi dan begitu seterusnya, maka lama-kelamaan tanah akan kehilangan kesuburannya. Hal itulah yang sering dilakukan peladang yang berpindah-pindah. Jika lahan sudah tidak subur, maka peladang akan membuk lahan baru di hutan. Hal seperti tentunya akan merusak lingkungan kita. Oleh karena itu agar kesuburan tanah tetap terjaga perlu dilakukan beberapa hal, yaitu :
1. Pemupukan
2. Rotasi tanaman
3. Melakukan penggemburan tanah
4. Membiarkan tanah didiami cacing.
Pupuk merupakan penyubur tanaman karena menyediakan zat-zat yang diperlukan tanaman. Jenis pupuk yang dikenal saat ini diantaranya adalah pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos dan pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak. Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari daun-daunan. Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari daun-daunan atau sisa-sisa tanaman yang dibusukkan. Pupuk buatan adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia melalui proses kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea dan SP-36. Pemberian pupuk yang berlebihan dapat merusak tanaman, karenanya pemberian pupuk harus memperhatikan aturan dan cara yang telah ditentukan.
Merotasi tanaman merupakan satu hal yang bisa dilakukan untuk mengembalika kesuburan tanah. Rotasi tanaman maksudnya adalah menanam beberapa jenis tanaman misalnya padi-kedelai-jagung. Artinya dalam satu tahun, tanah tidak ditanami padi terus menerus. Hal ini dilakukan agar tanah tidak kekurangan salah satu zat tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam melakukan rotasi tanaman tidak boleh sembarangan, kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat tanaman dan juga ditentukan oleh musim.
Tanah yang terus-menerus akan menjadi padat dan kandungan udara menjadi sedikit. Agar tanah tersebut subur kembali perlu dilakukan penggemburan dengan cara mencangkul atau membajak.
Tanah yang didiami hewan cacing dapat menyuburkan tanah. Cacing tanah akan meninggalkan cetakan bekas badan bila ia keluar masuk liangnya. Hal ini mempermudah air masuk ke dalam tanah. Selain itu, tada saat mencari makan, cacing tanah sering menarik daun-daun yang berjatuhan masuk ke dalam tanah. Dengan demikian tanah kemungkinan besar akan menjadi gembur kembali.
BAB 2
KOMPOSISI TANAH
Tanah adalah Campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh dari jenis berikut :
1. Berangkal (boulders) yaitu potongan batuan yang besar, biasanya lebih besar dari 250 sampai 300 mm. Untuk kisaran ukuran 150 sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut krsskl(cobbles).
2. Kerikil (gravel) yaitu partikel batuan yang berukuran 5 sampai 150 mm.
3. Pasir (sand) yaitu partikel batuan yang berukuran 0,074 sampai 5 mm.
4. Lanau (silt) yaitu partikel batuan dengan ukuran 0,002-0,074 mm.
5. Lempung (clay) yaitu partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang “kohesif”
6. Koloid (colloids) yaiyu partikel mineral yang “diam” berukuran lebih kecil dari 0,001 mm.
Banyak defosit tanah yang mengandung berbagai persentasi dari partikel-partikel tersebut di atas. Apabila suatu ukuran partikel merupakan defosit yang terbanyak, maka defosit itu akan di beri nama partikel tadi, masalnya pasir, karikil, kerikil kepasiran, lempung dan sebagainya. Suatu pengecualiuan terdapat pada lempung dan lanau, dimana defosit lanau yang dominan dengan kandungan lempung dari 10% sampai 25% disebut “lempung”.
Defosit pasir, kerikil, atau campuran pasir dan kerikil dapat bersifat lepas, sedang, atau padat, berdasarkan kepadatan partikel partikelnya yang dapat ditentukan secara visual atau dengan pengujian bahan dan koloid ini biasanya diam atau tidak kohesif, tetapi mungkin secara ilmiah terikat akibat proses geologi seperti terendam di dasar laut dan timbul kembali, hujan dan dekomposisi bahan-bahan organis di permukaan tanah, dan berbagai faktor lainnya. Mineral lempung merupakan bahan pengikat dalam beberapa defosit dan dalam semua “lempung”.
Defosit tanah kohessif dapat lunak, kaku, keras, dan sebagainya, tergantung pada kadar air waktu itu dan sejarah geologisnya dalam menghasilkan ssetiap penggabungan partikel.
BAB 3
KLASIFIKASI TANAH
Sistem Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah dibuat pada dasarnya untuk memberikan
informasi tentang karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi
sifat dan perilaku tanah yang begitu beragam, sistem klasifikasi secara
umum mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum dimana
tanah memiliki kesamaan sifat fisis. Sistem klasifikasi bukan merupakan
sistem identifikasi untuk menentukan sifat-sifat mekanis dan geoteknis
tanah. Karenanya, klasifikasi tanah bukanlah satu-satunya cara yang
digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan perancangan konstruksi.
Pada awalnya, metode klasfikasi yang banyak digunakan adalah
pengamatan secara kasat-mata (visual identification) melalui pengamatan
tekstur tanah. Selanjutnya, ukuran butiran tanah dan plastisitas digunakan
untuk identifikasi jenis tanah. Karakteristik tersebut digunakan untuk
menentukan kelompok klasifikasinya. Sistem klasifikasi tanah yang
umum digunakan untuk mengelompokan tanah adalah Unfied Soil
Clasification System (USCS). Sistem ini didasarkan pada sifat-sifat indek
tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butiran, batas cair dan
indek plastisitasnya. Disamping itu, terdapat sistem lainnya yang juga
dapat digunakan dalam identifikasi tanah seperti yang dibuat oleh
American Association of State Highway and Transportation Officials
Classfication (AASHTO), British Soil Classification System (BSCS).
Klasifikasi Tanah Menurut USCS
Klasifikasi tanah sistem ini diajukan pertama kali oleh Casagrande dan selanjutnya dikembangkan oleh United State Bureau of Reclamation
(USBR) dan United State Army Corps of Engineer (USACE). Kemudian
American Society for Testing and Materials (ASTM) telah memakai
USCS sebagai metode standar guna mengklasifikasikan tanah. Dalam
bentuk yang sekarang, sistem ini banyak digunakan dalam berbagai
pekerjaan geoteknik.
Dalam USCS, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam dua kategori
utama yaitu :
1. Tanah berbutir kasar (coarse-grained soils) yang terdiri atas kerikil
dan pasir yang mana kurang dari 50% tanah yang lolos saringan No.
200 (F200 < 50). Simbol kelompok diawali dengan G untuk kerikil
(gravel) atau tanah berkerikil (gravelly soil) atau S untuk pasir (sand)
atau tanah berpasir (sandy soil).
2. Tanah berbutir halus (fine-grained soils) yang mana lebih dari 50%
tanah lolos saringan No. 200 (F200 ≥ 50). Simbol kelompok diawali
dengan M untuk lanau inorganik (inorganic silt), atau C untuk
lempung inorganik (inorganic clay), atau O untuk lanau dan lempung
organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut (peat), dan tanah dengan
kandungan organik tinggi.
Simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi adalah W untuk gradasi baik
(well graded), P gradasi buruk (poorly graded), L plastisitas rendah
(low plasticity) dan H plastisitas tinggi (high plasticity).
Sistem Klasifikasi AASHTO
Sistem klasifikasi AASHTO berguna untuk menentukan kualitas tanah guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar
(subgrade). Karena sistem ini ditujukan untuk pekerjaan jalan tersebut,
maka penggunaan sistem ini dalam prakteknya harus dipertimbangkan
terhadap maksud aslinya.
Sistem ini membagi tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1
sampai dengan A-7. Tanah yang terklasifikasikan dalam kelompok A-1,
A-2, dan A-3 merupakan tanah granuler yang memiliki partikel yang lolos
saringan No. 200 kurang dari 35%. Tanah yang lolos saringan No. 200
lebih dari 35% diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7.
Tanah-tanah dalam kelompok ini biasanya merupakan jenis tanah lanau
dan lempung.Dalam Sistem klasifikasi menurut AASHTO disajikan 5 macam kriteria sebagai berikut ini :
1. Ukuran partikel
a.Kerikil : fraksi yang lolos saringan ukuran 75 mm (3 in) dan
tertahan pada saringan No. 10.
b.Pasir : fraksi yang lolos saringan No. 10 (2 mm) dan tertahan pada
saringan No. 200 (0,075 mm).
c.Lanau dan lempung : fraksi yang lolos saringan No. 200.
2. Plastisitas : tanah berbutir halus digolongkan lanau bila memiliki
indek plastisitas, PI ≤ 10, dan dikategorikan sebagai lempung bila
mempunyai indek plastisitas, PI ≥ 11.
Klasifikasi Tanah Menurut BSCS
Klasfikasi tanah menurut BSCS merupakan Kelompok tanah dalam sistem klasifikasi yang dinyatakan dengan simbol
kelompok yang terdiri atas huruf untuk kelompok utama dan huruf untuk
uraian kualitas. Dalam sistem klasifikasi
ini, batas antara tanah berbutir kasar dan halus adalah 35% fraksi halus.
Sedangkan nilai batas antara lanau dan lempung adalah 65% fraksi halus.
Untuk tanah berbutir halus, klasifikasi didasarkan pula berdasarkan
sifat-sifat konsistensinya yang dibuat dalam grafik plastisitas. Grafik plastisitas ini dibagi dalam lima daerah batas cair.
Empat bagian yang memiliki plastisitas sangat tinggi (I, H, V, dan E)
dapat dikelompokan dalam satu kelompok plastisitas batas atas (U) jika
tidak diperlukan suatu pengelompokan yang lebih detail dan memerlurkan prosedur singkat.
BAB 4
TRANSFORMASI TANAH
Umumnya, setiap cerun tanah mengalami tekanan samada dari daya semulajadi (gravity) atau faktor luaran yang lain. Bahan batuan mungkin mengalami luluhawa menghasilkan retakan yang akhirnya membuka dan memisahkan batuan dari cerun. Partikel-partikel tanah juga boleh menjadi lebih longgar dan terurai mencetuskan pergerakan. Tiga prinsip mekanisma tanah runtuh iaitu jatuhan (falling), gelongsoran (sliding) dan aliran (flowing) yang membawa bahan tanah, batuan, atau campuran batuan dan tanah serta pergerakan tebing.
Kelajuan pergerakan tanah runtuh apabila berlaku kegagalan juga bergantung kepada bahan dan sifat bahan tanah atau batuan dan mekanisma bagaimana ianya berlaku serta kekuatan skalanya. Kelajuan pergerakan runtuhan tanah boleh menjadi:
- Laju atau sangat laju (rapid landslide) dari beberapa saat hingga beberapa minit atau
- Sederhana laju (intermediate landslide) dari beberapa minit hingga beberapa jam atau
- Sangat perlahan (slow landslide) dari beberapa hari hingga bulan atau tahun.
Pergerakan tanah runtuh yang laju biasanya berlaku pada cerun yang curam atau jatuhan batuan atau tanah secara bebas dari tebing yang menegak. Pergerakan tanah secara sederhana atau perlahan pula biasanya bergantung pada cerun yang lebih landai atau mengikut aliran air sungai atau kehadiran kekar pada batuan. Pergerakan tanah runtuh mungkin bermula dari kelajuan yang perlahan tetapi akhirnya menjadi spontan pada tahap kritikal sehingga boleh menyebabkan kemusnahan kepada sekelilingnya.
1. Pergerakan Laju
Contoh pergerakan tanah yang bergerak pantas adalah seperti aliran debris, aliran lumpur dan jatuhan batuan atau tanah. Aliran lumpur boleh mencapai kelajuan sehingga 5km per jam tetapi bergantung kepada jenis bahan peroi halus yang dibawa bersama. Bahan peroi yang berketumpatan bandingan tinggi boleh mengangkut bersama bongkah batuan. Aliaran lahar juga berlaku dengan pergerakan yang pantas membentuk longgokan atau memasuki sungai-sungai atau tasik-tasik.
2. Pergerakan Perlahan
Contoh pergerakan tanah yang perlahan ialah seperti rayapan (creep), glasier (glacier) dan Solifluksi (solifluction). Rayapan adalah pergerakan susutan jisism yang paling perlahan dan berlaku pada cerun yang landai (10 hingga 30 darjah). Pembentukan glasier boleh menyebabkan beban yang besar ke atas tanah atau batuan. Ia adalah sejenis canggaan plastik yang boleh mencapai pergerakan satu hingga dua meter setahun. Akan tetapi, jika ketebalan ais kurang dari 35 meter, pergerakan mungkin tidak berlaku. Solifluksi meliputi pergerakan ketul yang tepu dengan air . Ia disebabkan oleh proses pembekuan dan pencairan ais berganti-ganti.
BAB 5
SIKLUS GEOLOGI
Siklus geologi adalah serangkaian peristiwa yang menyebabkan adanya variasi topografi di permukaan bumi dan variasi distribusi batuan baik secara vertikal (ke dalam) maupun horisontal (ke samping) akibat dari tenaga endogen. Siklus geologi dapat dipaparkan sebagai peristiwa pembentukan, pergerakan lempeng tektonis dari zona-zona pemekaran samudra (sirkum pasifik), serta penghancuran lempeng tektonis pada zona-zona penenggelaman lempeng tektonis (zona subduksi misalnya sebelah barat pantai sumatra, sebelah selatan pantai jawa, dll). Fenomena tersebut menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng samudra yang saling menjauh namun pada akhirnya akan bertemu kembali, menjauh kembali, dan bertemu kembali (siklik). Proses geologis tersebut menyebabkan terjadinya pengangkatan dasar laut di beberapa area namun juga terjadi penenggelaman daratan di area yang lain (misalnya pesisir barat aceh terangkat lebih dari 1 m akibat gempa aceh).
BAB 6
TIPE BATUAN
Kerak bumi terdiri daripada beraneka jenis batu-batan. Tiap-tiap batu-batan ini berbeza daripada yang lainnya, baik tentang corak, bentuk rupa, warna, ketelusan air, cara terjadinya, mahupun kekuatannya menahan kuasa gondolan. Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara fizikal, pengetahuan tentang batu-batan ini sangatlah penting. Begitulah juga bagi ahli-ahli Geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan asas tentang jenis jenis batu-batan yang biasa terdapat dan juga hubungannya dengan rupa bumi. Batu-batan juga menjadi asas bagi tanah-tanih dan sedikit sebanyaknya menentukan jenis jenis tumbuhan dan penggunaan tanah-tanih di sesuatu kawasan. Oleh itu kita perlu mengetahui dan mengenal batu-batan yang terdapat di sekeliling kita.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan :
(a) kandungan mineral iaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan.
(b) tekstur batuan, iaitu saiz dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batuan;
(c) struktur batuan, iaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
(b) tekstur batuan, iaitu saiz dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batuan;
(c) struktur batuan, iaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
1.Batuan Igneus
2.Batuan enapan
3.Batuan Metamorfosis
Batuan Igneus
Batuan igneus terjadi akibat daripada penyejukan dan pembekuan magma dari dalam kerak bumi. Batu ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis dan tidak mengandungi fosil. Batu igneus boleh dikelaskan berdasarkan kandungan bahan-bahan logam di dalamnya. Jikalau batuan ini mengandungi lebih banyak silika maka batu itu digolongkan sebagai batuan asid. Sebagai batuan granit, batuan igneus jenis asid ini tidaklah padat dan lebih muda warnanya daripada batuan bes. Batuan bes pula lebih padat dan lebih hitam warnanya kerana banyak mengandungi oksid bes, seperti besi, aluminium dan magnesium. Dari segi asal kejadiannya, batuan igneus boleh dikelaskan kepada dua jenis iaitu :
l. Batuan Igneus Plutonik atau Rejahan - Batu ini adalah batu igneus yang terjadi di bahagian bawah kerak bumi. Penyejukan dan pembekuan cecair ini berlaku secara perlahan-lahan. Oleh kerana itu terjadilah hablur-hablur kasar yang mudah dikenal. Batu jalar dalam ini, umpamanya granit, diorit dan gabro terdedah di permukaan bumi akibat daripada proses gondolan dan hakisan.
2. Batu Gunung Berapi atau Terobosan - Batu gunung berapi adalah batu cecair yang telah melimpah keluar dari gunung berapi sebagai lava. Lava ini membeku dengan cepat di permukaan bumi dan hablur yang dihasilkannyaberbentuk Batu gunung berapi atau batu jalar luar yang biasa terdapat ialah batu basol. Batu basol ini menghasilkan hanyutan lava, litupan lava dan daratan tinggi lava. Setengah-setengah batu basol membeku dengan cara yang luar biasa dan menghasilkan menara-menara batu. Sebahagian daripada lava cair itu mungkin mengalir keluar melalui rekahan-rekahan. Lava cair itu kemudian membeku dalam bentuk daik yang tegak dan sil yang datar.
Kebanyakan batu igneus keras lagi kukuh. Oleh kerana itulah batu igneus biasanya dipecahkan untuk kegunaan membuat jalan raya, tugu-tugu peringatan dan batu-batu nisan yang berukir.
Batu enapan terjadi daripada enapan yang terkumpul di kawasan perairan. Kejadiannya memakan masa yang panjang. Batuan ini dapat dibezakan daripada batuan jenis lain oleh sifat-sifatnya yang berlapis-lapis. Oleh sebab itu batuan ini disebut batu-batan berlapis. Tebal lapisannya berbeza-beza dari beberapa sentimeter hingga ke beberapa meter. Bentuknya kasar atau berbiji-biji halus, mungkin juga lembut atau keras. Bahan-bahan yang membentuk batuan enapan ini mungkin telah diangkut oleh sungai-sungai, glasier, angin atau binatang-binatang. Batuan enapan tidak berhablur dan seringkali mengandungi fosil-fosil binatang, tumbuh-tumbuhan dan hidup-hidupan halus. Batuan enapan inilah yang paling berbeza sekali cara kejadiannya jika dibandingkan dengan batuan lain, batuan enapan dapat dikelaskan berdasarkan umurnya. Berbagai-bagai jenis batu-batan yang terjadi dalam jangka waktu yang sama telah dijeniskan ke dalam satu golongan. Mengetahui sifat-sifat pelbagai jenis batu-batan itu sangatlah penting. Batuan enapan boleh dikelaskan kepada tiga jenis utama dengan berdasarkan kepada asal kejadiannya dan kandungannya iaitu :
1. Batuan enapan yang terjadi secara mekanik - Batuan jenis ini terjadi daripada pemaduan bahan-bahan yang terkumpul daripada batuan yang lain. Batu pasir merupakan batuan enapan yang paling banyak terdapat. Batuan ini terjadi daripada pasir dan kadang-kadang serpihan batu kuarza. Susunan, kandungan dan warnanya sangatlah berbeza-beza. Batu pasir banyak dipecahkan di kuari-kuari untuk kegunaan membuat rumah atau membuat batu penggiling. Batu pasir yang lebih besar dikenal sebagai grit. Apabila batu-batu kelikir yang lebih besar berpadu dengan kukuhnya sehingga menjadi batu besar, maka batuan itu disebut konglomeret (sekiranya bulat) dan brekia (sekiranya bersegi-segi). Batuan enapan yang lebih halus menjadi tanah liat yang banyak digunakan untuk membuat bata, syil atau batu lodak. Pasir dan batu kelikir mungkin terdapat dalam bentuk yang tidak berpadu.
2. Batuan enapan yang terjadi secara organik - Batu ini terjadi daripada bangkai hidup-hidupan yang halus. Contohnya, organisma seperti karang dan kerang yang telah reput dagingnya akan meninggalkan kulit-kulit yang keras. Kebanyakan batu yang terjadi secara ini terdiri daripada jenis kalkeria antaranya termasuklah batu kapur dan kapur. Batu yang mengandungi karbon juga terjadi secara organik. Batuan ini terjadi daripada pemendapan tumbuh-tumbuhan yang telah reput seperti yang terdapat di kawasan paya dan hutan. Batuan di atas memberikan tekanan kepada tinggalan tumbuh-tumbuhan itu dan memampatkannya menjadi jisim karbon yang padat. Akhirnya tinggalan ini menjadi gambut, lignit atau arang batu. Semua bahan-bahan ini sangat tinggi nilainya dari segi ekonomi.
3. Batuan enapan yang terjadi secara kimia - Batu jenis ini terenap melalui tindakan kimia larutan yang berbagai jenis. Natrium klorid (garam batu) berpunca daripada lapisan yang pada satu masa dahulu berada di dasar laut atau tasik. Gipsum atau kulsium sulfat didapati dari penyejatan yang berlaku di tasik-tasik masin seperti Laut Mati yang sangat masin airnya itu. Kalium karbonat dan nitrat juga terjadi dengan cara yang sama.
Batuan Metamorfosis
Tekanan dan haba yang sangat tinggi akan menyebabkan semua batu-batuan, baik batuan igneus mahupun batuan enapan akan bertukar menjadi batuan metamorfosis. Sifat-sifat asal batuan tersebut mungkin berubah oleh kuasa-kuasa tersebut di atas taditerutamanya apabila pergerakan bumi yang sangat kuat berlaku dan dengan cara ini tanah lempung akan berubah menjadi batu loh, batu kapur menjadi batu marmar, batu pasir menjadi kuarzit, batu granit menjadi gneis, syal menjadi syis, arang batu menjadi grafit dan grafit menjadi berlian. Batuan metamorfosis seperti batu marmar dan syis banyak dijumpai di Malaysia. Batu marmar misalnya boleh didapati di Pulau Langkawi dan syis pula boleh didapati di kawasan pergunungan di Sarawak.
Batuan metamorfosis ialah batuan yang telah mengalami perubahan fizikal dan kimia akibat haba dan tekanan yang sangat tinggi. Perubahan fizikal dan kimia yang dimaksudkan itu ialah perubahan dari segi tekstur, struktur dan komposisi mineral batuan. Batuan metamorfosis mungkin berasal daripada batuan igneus, batuan enapan atau batuan metamorfosis yang lain. Suhu yang diperlukan untuk berlakunya proses metamorfisma ialah antara 100°C hingga 800°C. Pada suhu ini batuan masih lagi berkeadaan lembut. Dalam keadaan yang lembut ini, batuan boleh berubah dari segi susunan mineralnya. Hablur dalam mineral pula boleh berubah dari segi saiz dan bentuknya. Komposisi batuan juga boleh berubah akibat tindak balas kimia. Tekanan yang kuat mungkin menghimpit hablur menjadi rata atau panjang. Apabila magma panas mengalir keluar ke permukaan muka bumi ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang disentuhnya berubah menjadi batuan metamorfosis. Proses ini dikenali sebagai metamorfisma terma. Batu marmar dan slat bintik terbentuk secara metamorfisma terma ini. Metamorfisma yang berlaku secara besar-besaran adalah metamorfisma serantau. Di kawasan kerak bumi yang pernah mengalami proses pembentukan gunung terdapat batuan metamorfosis seperti syis dan gneis. Hal ini terjadi apabila batuan yang terdapat jauh di dalam kerak bumi mengalami tekanan yang kuat dan haba yang tinggi. Tekanan dan haba yang tinggi menyebabkan batuan mertgalami proses penghabluran semula.
Batuan metamorfosis mempunyai ciri-ciri yang jelas. Kesemua batuan metamorfosis mempunyai struktur berhablur. Batuan metamorfosis mempunyai mineral yang sama seperti batuan igneus, tetapi sering terdapat juga mineral yang hanya terbentuk pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Sesetengah batuan metamorfosis mampat dan menjadi lebih padat akibat tekanan yang sangat tinggi yang dialaminya.
Pemadatan batuan menyebabkan molekulnya menjadi lebih rapat dan isipadu batuan lebih kecil. Sesetengah batuan metamorfosis yang berjalur mempunyai mineral yang tersusun dalam lapisan-lapisan yang selari. Batuan metamorfosis berjalur ini terjadi apabila mineral dalam batuan itu mengalami penghabluran semula atau terhimpit akibat tekanan. Jaluran juga terjadi apabila mineral yang mempunyai kepadatan berlainan terasing lalu membentuk lapisan-lapisan. Contoh batuan berjalur ialah batu loh dan syis. Batuan ini boleh pecah menjadi lapisan-lapisan yang nipis. Batuan metamorfosis tidak berjalur seperti batu marmar dan kuarzit pula tidak boleh pecah kepada beberapa bagian.
BAB 7
PELAPUKAN BATUAN
Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.
- Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Untuk lebih jelasnya bagaimana perubahan itu, perhatikan baik-baik berikut ini:
a. Akibat pemuaian
b. Akibat Pembekuan Air
c. Akibat perubahan Suhu tiba-tiba
d. Perbedaan Suhu yang besar antara Siang dan Malam
- Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst.
Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.
- Pelapukan Biologis
Mungkin Anda pernah melihat orang sedang memecahkan batu. Batu yang besar itu dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang digunakan untuk bahan bangunan. Atau mungkin Anda pernah melihat burung atau binatang lainnya membuat sarang pada batuan cadas, lama kelamaan batuan cadas itu menjadi lapuk. Dua ilustrasi ini merupakan contoh pelapukan biologis.
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia.
Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
- Terzaghi, Karl dan Ralph B. PECK. 1993. Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa,2nd edition. Jakarta : Erlangga JL. Kramat IV No. 11 Jakarta 10430 (Anggota IKAPI).
- Bowles, Joseph E dan Johan K. Hainin. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), 2nd edition. Jakarta : Erlangga JL. Kramat IV No 11 Jakarta 10430 (Anggota IKAPI).
- Das M. Braja, Noor Endah dan Indrasurya B. Moctar.1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prisip Rekayasa Geoteknis). Surabaya : Erlangga JL. H. Baping Raya No. 100 Ciracas, Jakarta 13740 (Anggota IKAPI).
- Net Dukasi. 2010. Siklus Geologi. www.e-dukasi.net atau http://www.oum.ox.ac.uk/. Accssed on April, 2010.
Langganan:
Postingan (Atom)