Rabu, 08 Juni 2011

Musuh Bangsa Indonesia

DULU musuh terbesar negara ini adalah penjajah. Selama ratusan tahun bangsa ini ditindas oleh Belanda. Kekayaan alam dikuras habis, masyarakat pribumi menderita.
Jepang pun melakukan hal yang sama. Walaupun hanya menjajah selama kurang lebih 3,5 tahun, trauma yang dirasakan bangsa ini belum hilang sepenuhnya. Sepertinya pada saat itu, mereka terlalu serakah dan tidak punya hati nurani hingga mengambil hak orang lain.
Para pahlawan berjuang mati-matian untuk mengibarkan merah putih tanda tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak kenal lelah, tak kenal putus asa, rasa nasionalisme sangat melekat hingga mereka mau melakukan apa saja demi berjayanya Ibu Pertiwi. Satu tujuan, Indonesia merdeka, menyatukan hati leluhur kita untuk berjuang bersama-sama. Berbagai cara, strategi, perang dilakukan untuk menaklukkan penjajah.
Pelik tapi nyata. Negara kita kaya, tapi penduduknya masih banyak yang belum sejahtera. Bukan penjajah lagi, bukan Jepang atau Belanda. Tapi saudara kita sendiri, orang-orang intelektual, terhormat tapi tak bertanggung jawab.
Di manakah rasa nasionalisme mereka. Kehormatan bangsa digadaikan demi sekadar harta benda. Coba bandingkan dengan para pahlawan di era perjuangan. Nyawa jadi taruhan demi tegaknya kemerdekaan.
Memang sulit, tapi bukan tidak mungkin. Bangsa ini bangsa besar. Penduduk banyak, negara luas, kekayaan alam berlimpah, sumber daya manusia tidak kalah. Kita pun dulu pernah menguasai sebagian besar Asia Tenggara dan mendirikan bangunan megah keajaiban dunia.
Saat ini, nasionalisme jadi kunci utama. Tidak ada yang lebih penting ketimbang rasa cinta Tanah Air untuk membangun bangsa ini. Para pemimpin, wakil rakyat harusnya memiliki rasa nasionalisme yang lebih besar, lebih besar dan berkobar dibanding rakyat biasa karena merekalah garda depan pembangunan bangsa.
INDONESIA RAYA MERDEKA-MERDEKA
TANAHKU, NEGERIKU YANG KUCINTA
INDONESIA RAYA MERDEKA-MERDEKA
HIDUPLAH INDONESIA RAYA

Atas nama rakyat

Hati ini kadang merasa telah dibohongi
Oleh sesuatu yang di dambakan
Tapi itu semua tidak dapat kami sampaikan
Karna kami bagaikan anak angkat
Kami hanya dapat melihat
Atas apa yang mereka lakukan
Apakah kita hanya melihat saja
Apakah kita tidak mempunyai nyali
Untuk menyatakan sikap
Apakah karna mereka penguasa
Apakah kita takut...????
Sementara kita hanya diam saja
Saya mengatakan tidak untuk diam
Saya akan berbicara kepada mereka
ATAS APA YANG MEREKA LAKUKAN ITU SALAH
saya akan menyatakan sikap bersama-sama
karna hanya dengan cara itulah mereka akan sadar

We love Indonesia,,,

Atas nama rakyat Indonesia yang Teraniaya